Denison (1990) nilainilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar, dan praktek praktek manajemen serta perilaku; Schwartz dan Davis (1981) kepercayaan, harapan dan norma; Schein (1992) pola asumsi dasar bersama, nilai dan cara untuk melihat, berfikir dan merasakan, dan artifak; Cartwright (1999) rentangan sistematis, proses pembelajaran, menciptakan cara hidup, dan adaptasi lingkungan; dan Hofstede (2005) symbol, pahlawan, ritual, dan nilai. Deal dan Kennedy (1982) nilai, keteladanan, lingkungan organisasi, rutinitas dan jaringan komunikasi.


Secara umum elemen budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok yaitu elemen yang bersifat idealistic dan elemen yang bersifat behavioral. 
Elemen idealistic :  Stanley Davis (1994) menyebutkan elemen idealistic ini sebagai “guilding believe”- keyakinan menjadi penuntun kehidupan sehari-hari sebagai sebuah organisasi, dan Hofstede (2005) menyebut sebagai organizational values (nilai-nilai organisasi). Sementara Schein (1992) dan Rosseau (1990) mengatakan elemen idealistic tidak hanya terdiri dari nilai-nilai organisasi tetapi masih ada komponen yang lebih esensial yakni asumsi dasar yang bersifat diterima apa adanya dan dilakukan diluar kesadaran, asumsi dasar tidak pernah dipersoalkan atau diperdebatkan keabsahanya. Asumsi dasar ini merupakan postulat bagi sebuah organisasi. Itulah sebabnya Schein (1992) dan Rousseau (1992) menganggap akar dari budaya organisasi bukan terletak pada nilai-nilai organisasi tetapi pada asumsi dasarnya. Elemen ini tidak tampak kepermukaan, elemen ini disebut pula sebagai inti dari budaya organisasi dan berisikan apa sesungguhnya ideology mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan 
Elemen Behavioral : Davis (1984) menyebutnya sebagai daily belief-praktik sehari-hari sebuah organisasi. Dalam uraian Hofstede (2005:292) kebiasaan tersebut muncul dalam bentuk praktikpraktik manajemen, apakah sebuah organisasi lebih berorientasi pada proses atau hasil; lebih peduli pada kepentingan karyawan atau pekerjaan; lebih parochial atau professional; lebih terbuka atau tertutup; dan lebih pragmatis atau normative, sebagai orientasi organisasi kedepan. Sementara itu Schein (1992) dan Rousseau (1992) mengatakan kebiasaan sehari-hari muncul dalam bentuk artefak, termasuk di dalamnya perilaku anggota organisasi.
(https://www.google.co.id/url?q=http://repository.unhas.ac.id/bitstream/)

Diposting oleh Unknown on Minggu, 10 April 2016
categories: edit post

0 komentar

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Recent Comments

Recent Posts

Introduction

Blogroll

Flag Counter

BTemplates.com

SpongeBob SquarePants

Jam

Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Blog templatesFree Web Templates